新着

Namaku Asyara Dwista. Keluargaku sering memanggilku Syasya, sedangkan yang lain biasa memanggilku Asya. Aku baru menginjak kelas 11 SMA. Aku termasuk gadis pendiam yang tidak terlalu menyukai keramaian atau bahkan obrolan, hobi yang pantas untukku hanyalah membaca buku. Aku anak pertama dari tiga bersaudara, bisa dibilang aku yang berbeda dari adik-adikku. Bukan karena aku cacat fisik atau mempunyai kekurangan, melainkan aku diperlakukan berbeda dari adik-adikku.

Kepada Dimas dan Naya selaku Ketua Himpunan dan Wakil Ketua Himpunan Kabinet Irregular, diharapkan segera ke ruang jurusan begitu menerima memo ini untuk membahas mengenai kepengurusan Himpunan selama setahun ke depan.

Fajar Arvandi, murid yang hobi bolos dan selalu membuat sekretaris pusing dengan alasannya. Jabatannya sebagai ketua gang Black Eagle tidak cukup membuat Senja segan dengannya. Hanya Senja yang berani menjewernya di depan pasukannya. Senja Arsyana, sang sekretaris yang sudah menjabat selama 5 tahun berturut-turut sejak SMP sampai SMA kelas 11. Selama 5 tahun pula Senja selalu dipusingkan dengan tingkah Fajar. Satu kelas sekaligus satu komplek dengan Fajar membuat Senja seolah-olah menjadi orang yang bertanggung jawab jika Fajar tidak masuk sekolah.

Kalian akan berkenalan dengan Iris, perempuan yang hidup dengan menari, bernapas seraya menutup diri dari dunia, dan tidak pernah mengerti arti kasih sayang yang sebenarnya. Kalian akan mengikuti kehidupan kecil Ira, perempuan yang paham akan artinya sesak, satu dari jutaan hati malang yang tersesat, dan iri yang memuncak. Kalian akan mengerti Ari, laki-laki yang berusaha berubah menjadi lebih baik, menahan candu dengan permen Yupi, dan terjebak zona pertemanan.

Gabriella Anatasya, seorang bad girl di SMA Garuda terpaksa tinggal berdua di satu rumah bersama Alvaro, seorang Ketua OSIS sekaligus kapten basket di sekolahnya hanya karena sebuah hukuman konyol. Satu minggu tinggal bersama, status Alvaro dan Gabriella berubah total akibat perjodohan dari kedua orangtua mereka. Mereka berdua resmi menjadi sepasang tunangan di saat Alvaro masih memiliki pacar.

Lupus barangkali tipe pemuda paling santai. Dengan penampilannya yang sederhana, ia memang bukan figur Rambo yang perkasa. Postur tubuhnya bahkan cenderung kurus. Pun bagi kebanyak avant-garde generasi pop masa kini yang maunya serba wah, ia tentu tak masuk hitungan. Tapi, siapakah Lupus? Lupus hanya seorang siswa SMA Merah Putih yang meski sakit gigi, namun tetap menolak melepas permen karet dari bibir, yang gemar mengejar bis kota ketika berangkat dan pulang sekolah, yang punya teman dekat Poppi tapi naksir Rina, yang gaya jawaban ringan tanpa beban makanya jadi lucu.

Pradipta Virgama, kakak kelas Echa yang katanya memiliki wajah tampan dan pintar tetapi bagi Echa pria itu malah mirip seperti monster. Dan sialnya dia di paksa untuk menembak kakak kelasnya itu.

"Kata putus sedemikian gampangnya keluar dari mulut kamu? Emang saya yang terus berjuang, tapi yang diperjuangin juga jangan seenaknya." ltu kalimat terakhir yang keluar dari bibir Nathan setelah tahu Sal ma dengan mudah memutuskan hubungan mereka. Merasa kalau perjuangan cintanya tidak dihargai Salma, Nathan memilih pergi dan pindah ke sekolah baru karena sebuah masalah.

Alister Reygan, ia adalah cowok yang selalu menjadi idaman para wanita. Bukan hanya sekedar tampan, ia juga memiliki sebuah genk yang sering di sebut sebagai 'penguasa sekolah'. Nasib sial menimpa cewek teman sekelasnya. Di mana ia selalu menjadi objek bullying oleh geng-nya. Alister sebagai ketua selalu paling kasar dan semangat dalam membully cewek tersebut. Sampai suatu hari Alister berhenti. Kata-kata kasar dan tatapan kebencian itu menghilang. Itu semua karena sebuah rahasia besar yang terpecahkan. Rahasia yang membuat hidupnya hancur seketika.

Karin sukses membuat satu sekolah heboh karena ia ditolong oleh Davin, ketua OSIS yang cuek dengan hampir semua cewek di sekolah. Setelah kejadian itu, ia berusaha mencari tahu tentang Davin. Tapi, semakin ia sering bertemu dan mengobrol dengan Davin, perasaan cinta mulai muncul di hatinya tanpa ia sadari. Ditambah sikap Davin yang semakin melembut terhadapnya, membuat

Ea a invatat ca tacerea era cea mai buna arma a sa. El a jurat ca o va proteja intotdeauna. Amandoi impartasesc un trecut ingrozitor, in urma caruia au creat o legatura indestructibila. Sau, cel putin, asa credeau ei. Pana cand drumurile lor s-au despartit brusc, in urma cu patru ani. Mallory si Rider incearca de ceva vreme sa-si depaseasca experientele infioratoare traite intr-un centru de plasament, sa-si cladeasca un viitor, sa uite.

Von heute auf morgen erfährt Emilia, dass sie ab jetzt ins Internat „Sternenmeer“ ziehen wird. Damals hätte sie sich gefreut, heute hasst sie jeden, der dieser Entscheidung zugestimmt hat. Ein Internat ist kein guter Ort für ihre Geheimnisse. Sie will niemandem zeigen, wie sehr sie mit sich und ihrem Körper hadert. Doch dann tritt Livia in ihr Leben, die ihr Herz schneller schlagen lässt. Dass Livia sich seltsam verhält und eine Sonderbehandlung bekommt, erregt Emilias Interesse, löst aber zeitgleich Angst aus, dass sie selbst auffliegt.

17-year-old Dovie doesn’t believe in magic even though she comes from a long line of women who can hear the bones of the dead sing, and for the past few years the bones have been crooning nonstop, calling out to Dovie to dig them up. Because there is a killer on the loose – someone is snatching hikers from the miles of tracks, leaving their mutilated bodies for Dovie to find. And the body count grows ever higher.

Seventeen-year-old Susanna runs. Too much, if you ask her mother. She’s at loose ends in Brooklyn; her best friend has moved away, her parents might be getting a divorce, and the only time she feels any peace is when her feet strike the pavement. She's less than excited to find out that she'll be joining her mom's two-month documentary research trip to the Arctic Circle. Not quite the change of pace she's looking for.

When Lily's mom is out of town for work an unexpected snow storm blows through, it leaves her stranded with the one person who goes out of his way to make her life miserable—Cabe Matthews.

Rolff Peters moves back to his hometown of Blue Glacier hoping to find a quieter lifestyle along with his retired parents and friends. What he once knew as a quiet mountain town has been turned into a battleground between corporate ski America and locals fighting the trend.

"Zeit ist wie Sand. Je stärker du versuchst, sie festzuhalten, desto schneller rinnt sie durch deine Finger." Nachdem die Vergangenheit von Vince die beiden eingeholt hat, steht ihre Welt kopf. Anschuldigungen, Schuldzuweisungen und ernsthafte Konsequenzen stellen sie auf eine harte Probe, doch die Liebe zwischen ihnen ist stärker als jemals zuvor und gemeinsam kämpfen sie gegen all die Hindernisse, die ihnen das Leben in den Weg stellt. Doch der schlimmste Schmerz steht ihnen erst noch bevor.

Chronically ill seventeen-year-old Ivy has stayed inside baking all summer—pies are better than people, and they don’t trigger her social anxiety. So when her (also) chronically ill mom and sister cook up a plan to get Ivy out of the house and into a support group, Ivy doesn’t expect to say more than a few words. And she certainly doesn’t expect Grant. Grant is CUTE: class-clown cute, perfectly-messy-hair cute, will-always-text-you-back cute. There’s an instant connection between them. He has the same illness as her—juvenile rheumatoid arthritis—and he actually understands Ivy’s world.

Being the heiress of Greenway Discoveries, Daphne Green has always lived a life of privilege. But when there is a break-in at her father’s office, he enlists the service of Milosh Petrov to guard her as a precaution. Assertive and straight-talking Milosh takes his job seriously: keep them safe and walk away. But when he’s tasked with posing as a close protection officer for Daphne, walking away starts to feel impossible. And when the threat against her life becomes very real, Milosh vows to do whatever it takes to keep her safe.

Sydney Wells should have died. She was supposed to die. She never expected, after years of waiting, to receive a heart transplant. Now, seventeen-year-old Sydney doesn’t know what to do with her life. Her daily routine consisted of staying indoors, eating heart-healthy foods, and posting about her transplant list experiences on TheWaitingList with her long-distance BFF (and heart failure buddy) Chloe. Now, Sydney latches onto the one thing that gives her meaning: learning as much as she can about the person whose heart she inherited.